Menurut Mulyasa (Wahyuni, 2009: 11) pendekatan lingkungan merupakan pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis lingkungan ini, akan dibentuk kelompok kecil yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian. Menggunakan sumber belajar lingkungan juga dapat menanamkan konsep - konsep dari tingkat yang lebih mudah sampai ke tingkat yang lebih sulit. Karjiyadi (2012) mengatakan bahwa Pembelajaran berbasis lingkungan mengarah pada pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Lingkungan dapat diformat maupun digunakan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini, guru dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari”. (http://smpn1karangmojo.sch.id). Lingkungan menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas sehingga tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria pemilihan media. Guru juga dapat menyesuaikan sumber belajar lingkungan dengan tujuan, karakteristik siswa serta topik dalam pembelajaran. Hal itulah menjadi alasan dasar dalam memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
Menurut Mulyasa (dalam Wahyuni, 2009: 12) pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara: 1) Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan metode karyawisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain, 2) Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti narasumber, bisa juga sumber tiruan, seperti model dan gambar.
Adapun keuntungan dari penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu: 1) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan, 2) Memberikan pengalaman nyata kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik, dan pelajaran dapat diaplikasikan langsung, karena berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari, 3) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning), 4) Siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah, 5) Pembelajaran menjadi lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain)